Mencari Jejak Di alam
Saya Berenang di Samudra Kehidupan dan belajar menerjang setiap deruh ombak. sembari meneguk Hikmah hidup.
Mencari Jejak Di alam
Saya Berenang di Samudra Kehidupan dan belajar menerjang setiap deruh ombak. sembari meneguk Hikmah hidup.
Mencari Jejak Di alam
Saya Berenang di Samudra Kehidupan dan belajar menerjang setiap deruh ombak. sembari meneguk Hikmah hidup.
Mencari Jejak Di alam
Saya Berenang di Samudra Kehidupan dan belajar menerjang setiap deruh ombak. sembari meneguk Hikmah hidup.
Mencari Jejak Di alam
Saya Berenang di Samudra Kehidupan dan belajar menerjang setiap deruh ombak. sembari meneguk Hikmah hidup.
Jumat, 16 Desember 2011
Minggu, 04 Desember 2011
AKU (JIWA) BERTAMASYA KE BUMI
(Fatwa Alam 04)
I
aku
Sadar berkabut nafsu
Akpun begitu nyaman terperangkap
Hingga tak sanggup bangun
Akhirnya kumulai dengan mimpi nyata
II
Jalan-jalan itu sudah sepi
Satu persatu hilang telah pergi
Perlahan ku mengayung langkah
Sampai pada satu masa
III
Satu-satunya yang kutahu, aku sedang berjalan
aku yang sadar, tapi disini aku asing
Sadar belum mampu menyadari
Indra tak mengenal fenomena
Kulihat, kudengar, kurasa,
Aku lupa pada eksistensi ku.
IV
siapa aku?
darimana aku?
Kenapa aku disini?
Untuk apa?
Setelah ini aku hendak kemana?
Serangga Guruku
(Fatwa Alam 03)
Alam adalah rumah, setiap benda adalah penghuni. Yang diam bukan tak hidup, yang tidak bicara bukan tidak mampu memberi hikmah. (Ary Toteles)
Sebagai seorang anak bungsu yang manja, aku tidak cukup pandai membersikan tempat tidurku. Disaat bangun tidur, tempat tidur tak pernah ku rapikan. Atau pulang sekolah, seragam dan buku berserakan diatas kasur. Mmmm ini kebiasaan jelek yang bikin jengkel ibuku. Namun ibuku terus memanjakan aku dengan kebodohanku yang tidak disiplin dan jorok. Mungkin ibuku berharap aku bias berubah tanpa harus disuruh atau didikte. Hahaha..itulah kebiasaanku diwaktu sekolah..mmm
Sekarang, melanjutkan kuliah dikota gudeg… saat hendak merantau, ibuku selalu berpesan menjaga kebersihan. Katanya “nak, tolong tinggalkan kebiasaan jorokmu disini, selepas pesawat hendak terbang, titiplah sifat jelekmu di tanah Maluku. Ibu berharap kamu bias menjaga kebersihan, perhatikan tempat tidur. Sebentar di tanah orang, tidak ada yang membersihan dan merapikan kamarmu lagi nak…”..itulah harapan ibuku, agar aku bias disiplin. Mmm
Setiba di Jogjakarta, aku diterima di kampus swasta, jurusan teknik sipil.. rutinitasku seperti layaknya mahasiswa biasa, nah tapi yang jeleknya kebiasaan jorokku masih ikut sampai ke jogja. Hahahaha… mungkin lupa ditaro di ambon kali yaa..hahaha
Suatu hari, aku pulang dari kampus. Waktu itu aku tidak tidur seharian. saking capek beraktivitas, berharap sampe ke kos bias tidur pulas. Eh pas buka pintu kamar, ternyata para serangga lagi berpesta didalam kamarku. Mmm pusing lagi deh… aku coba paksakan tidur, namun para serangga kayanya udah ga mau kompromi, mereka (serangga) keenakan dikamarku, akhirnya akupun dijadikan objek permainan. Mmmm sunggguh suatu musibah…akhirnya akupun harus bertarung melawan para serangga,.akupun berdiri cari semprot baigon, ku hajar semua dalam kamarku.. hahahah hatiku senang, serangga bias kabur.. eh pas mau tidur, nafas sesak karna saking bau baigon ampe ga bias tidur..sial sial….saat itulah ku berjanji untuk perhatikan kamaerku…. Setelah cape seharia begadang, kemudian bersihkan serangga dari kamar, eh malah baigon jadi maslah..mmmm..tapi ku bersyukur dengan para serangga yang sudah memilih kamar ku yang jorok untuk tempat berpesta, akhirnya aku jadi sadar, dengan keberadaan serangga yang begitu banyak, itu pertanda kebersihanku sudah melampaui batas…
Para serangga itulah yang ajarin aku tentang kebersihan. mereka mencoba menegur aku agar selalu menjaga kebersihan kamarku. Serangga sebagai pembawa risalah, “keberadaan mereka adalah kritik atas lingkungan”. Aku melihat keberadaan serangga bukan sebagai hewan kotor, namun itulah ciptaan allah sebagai tanda alam untuk mengajarkan manusia tentang kebersihan. “keberadaan serangga siuatu tempat adalah petunjuk bagi manusia kalau tempat yang dihuni serangga adlah tempat kotor”. Bukan berarti mereka kotor, namun mereka menjalani tugas sebagai pembawa risalah, layaknya para nabi, jika mendatangi suatu tempat, itu berarti tempat tersebut hendak dibersihkan. Bedanya nabi yang melakukan pembersihan, sedangkan serangga hanya sebagai tanda atau ayat-ayat yang tersirat..hihihi
Ku jadikan serangga sebagai guruku, karna dialah mahluk yang menyadarkan aku tentang pentingnya kebersihan..hahahahha… alhamdulillah syukur,,
(ary Toteles, di kamar kost 14 november 2011)
AKU DAN RUMPUT
(Fatwa Alam 02)
Rumput berkata : Diam Berarti tidak manusiwai !! (Ary toteles)
Rumput hanyalah tumbuhan kecil yang merayap pada tanah atau batang pohon. Kita bisa temukan rumput dimanapun dan mungkin kesehariannya kita sering berjalan melewati nya bahkan menginjaknya. Mungkin bagi sebagian dari kita (manusia) adalah hal biasa. Karena,Dengan berukuran kecil sehingga rumput sering diabaikan oleh pejalan kaki. Sebagai mahluk hidup, rumput pun jadi bagian dari kita. Berkembang biak dan punya konstribusi real bagi manusia. Diantaranya Menghiasi taman-taman, pekarangan, dam jalan-jalan. Mungkin itu sebagian yang kita pahami dari rumput dan manfaat praktis dalam kehidupan. Tetapi tetap saja rumput bagi sebagian manusia hanyalah tumbuhan liar yang tak memiliki nilai (Bukan Harga) jual . menurutku (dalam pengertian maknawi), rumput tak ubahnya manusia. Mempunyai harapan untuk hidup tenang dan damai. Mungkin jika mereka mampu berkata-kata, maka pasti mereka akan mengeluh pada manusia dengan berkata “jangan Babat kami, jangan babat kami, kami kaum kecil mau ditata namun tidak mau digusur”.
Saya melihat eksistensi rumput tak jauh beda dengan masyarakat kecil suatu Negara berkembang seperti Indonesia. Bernaung dibawah satu bendera kebanggaan dan tunduk pada aturan dasar yang tidak mereka sepakati. Namun mereka terus menjalani hari-hari dengan harapan dapat hidup nyaman dan tentram. . . memang kenyataan tidak selalu seindah harapan. Para penguasa selalu saja mendiskriminasikan mereka. Menjadikan mereka obyek pelampiasan hasrat berkuasa. Rakyat kecil layaknya rumput, tidak lebih dari pion-pion yang meramaikan panggung kehidupan tapi tak punya arti khusus dimata orang-orang besar. Satu-satunya posisi rakyat dimata orang besar adalah obyek ekperimentasi konsep untuk mencapai harapan mereka (kaum konglomerat). Rumput pun demikian, mreka hanya dijadikan pelampiasan hasrat keindahan manusia. Ketika tidak dibutuhkan maka mereka akan digusur.
Fitrah manusia adalah mahluk berpikir dan memiliki kehendak bebas. Pada titik ini kita dibedakan dengan mahluk hidup pada umumnya (khususnya rumput). Keberadaan rumput disekitar kita merupakan hikmah sekaligus gugatan/kritik atas eksistensi kita sebagai manusia. sebagai mahluk berpikir, kita punya harapan untuk damai dan merdeka. Disisi lain, kita juga mempunyai kehendak bebas untuk bertindak untuk mewujudkan keinginan (kehendak) kita masing-masing. Saat aku melihat rumput (dipotong,dibabat,diinjak), aku merenung dengan perilakunya (rumput) yang hanya diam dan diam. aku yakin mereka (rumput) punya alasan untuk tumbuh dan mekar dimanapun. Tetapi kenapa mereka selalu diam disaat “kebebasan mereka digugat (digusur)” oleh imaginasi atas keindahan manusia.
Aku : wahai rumput, aku tau kamu ingin bebas diseluruh sudut bumi. tapi disaat kebebasanmu diusik oleh manusia (sang khalifah bumi), kenapa kamu diam?
Rumput : inilah takdirku.
Aku :lantas kalau begini takdirmu, kenapa tuhan harus menciptakanmu?
Rumput : Jika aku tidak diciptakan, siapa akan menjadi rakyat untuk kamu (manusia)? Kamu adalah khalifah (raja/pemimpin) di alam semesta dan aku (rumput)adalah bagian dari alam. Diamku bukan tanpa hikmah. Ingatkah tuhan kita pernah berkata : “sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan selisih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal .(yaitu) orang-orang yang mengingat allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : ya tuhan kami, tiadalah engkau mencip[takan ini dengan sia-sia”.(Q.S.Ali Imran :190-191).
Aku : apa pelajaran yang hendak kau berikan kami (manusia)?
Rumput : aku hanya menghadirkan keindahan, aku bisa dijadikan obat, aku bisa dijadikan alas untuk tidur. aku diam, aku menerima perlakuan sesama mahluk tuhan dengan semena-mena. Keberadaanku layaknya masyarakat disebuah Negara dan kalian manusia sebagai pemimpin (khalifah dimuka bumi). Namun aku ketika diperlakukan buruk oleh manusia, aku hanya bisa diam dan setia menjalani fitrahku sebagai tumbuhan kecil dan tidak mampu berkehendak bebas. Namun kalian (manusia) berbeda denganku, fitrah kalian sebagai mahluk berpikir dan berkehendak bebas harus dimanfaatkan. Itu anugrah dari tuhanmu. Ketika sesama (penguasa/pemerintah Negara) kalian berbuat tidak adil, maka jangan DIAM.kalian adalah khalifah dimuka bumi, kalian memiliki fitrah berkehendak bebas. Kita (mahluk hidup) semua membutuhkan kedamaian dan keadilan. Sebagai khalifah, berbuatlah selayaknya khalifah. Jika kalian diam (melihat ketidakadilan, penindasan, penjajahan) maka tidak manusiwai !!! Sampaikan pesanku (rumput) kepada seluruh rakyat Indonesia agar “bergeraklah melawan ketidak adilan, jangan diam karena diam bukan fitrah manusia. Kalian bebas dan merdeka”.
Rumput diam, member kita pelajaran untuk bergerak.
Rumput diam, member kita isyarat untuk terus berpikir.
Rumput diam, member kita isyarat untuk terus berpikir.
Hanya dengan diam, rumput mengajarkan aku menjadi manusia.
(Ary Toteles inspirasi dari hampraran Rumput di Puncak Merbabu, Boyolali 2010)
ALAM WUJUD CINTA
(Fatwa Alam 1)
Katakanlah : “perhatikan apa yang ada dilangit dan bumi”.(QS.Yunus :101)
Dalam sejarah pemikiran manusia, alam menjadi topic utama dari pembahasan para filosof yunani clasik Sebagian besar manusia kala itu hanya berkutat pada maslah kekayaan dan jabatan atau bisa dibilang hal-hal praktis dari kehidupan. hanya beberapa orang yang sadar (bukan mitos) dengan fenomena-fenomena alam . kesadaran mereka menggiring pada satu titiuk permasalahan penting yang memerlukan jawaban rasional Upaya mereka melahirkan berbagai pernyataan dan pertanyaan yang harus diselesaikan oleh penghuni alam (khususnya manusia sebagai mahluk berpikir). misalnya : Dari mana datangnya dunia? kenapa kita ada didunia? Dari mana kita? Untuk apa kita disini? Dan mau kemana setelah mati? Hal ini yang mendorong para filosof untuk bekerja keras (berpikir) memecahkan sekian pertanyan tersebut. dari proses itulah lahirlah Banyak teori terkait dengan Epistemologi alam.
Berawal dari thales membuat pernyataan bahwa “yang terpenting adalah Air”. Thales berpendapat bahwa air adalah substansi dasar yang membentuk segala hal lainnya. Bumi pun menurut dia terapung diatas air. Anaximander memiliki argument lain untuk membuktikab bahwa bumi bukan subtansi dasarnya adalah air. Dia sendiri berpendapat bahwa unsure pembentuk alam adalah ada tanah, ada api, dan ada air. Masing-masing harus ada dalam takaran tertentu dalam pembentukan alam. Sedangkan anaximenes berpendapat bahwa unsure pembentuk alam adalah udara. Obyek/benda dialam ini subtansinya berasal dari udara. Perbedaanya adalah kuantitas subtansi pada obyek tersebut. Berbagai hipotesis diutarakan hingga berakhir pada pendapat demokritus yang mengatakan bahwa bumi tercipta dari partikel-partikel kecil yaitu Atom. Teori ini bertahan lama dan diabad-abad berikutnya ditemukan bahwa ternyata atom bisa dibagi-bagi menjadi electron,neutron dan proton. Ini sejarah singkat tentang bagaimana pengaruh alam dalam sebagai sumber pengetahuan bagi manusia.
Sampai hari ini, kita masih bisa menemukan perdebatan-perdebatan seperti itu. Perkembangan aliran pemikiran menjadikan manusia memiliki banyak pilihan untuk menentukan nilai (aksiologi) yang hendak dipakai untuk memandang dunia. Jatuhnya pilihan pada suatu nilai (aksiologi) merupakan satu proses panjang. Beragam macam Nilai atau ideology yang dianut memiliki cara pandang dunia /alam (Ontologi) . Sehingga Nilai-nilai tersebut diyakini menjadi kebenaran mutlak (bagi penganutnya). Pembakuan nilai-nilai tersebut manjadi suatu bencana baru bagi peradaban manusia. Awalnya hanya sebatas pertarungan gagasan dan pemikiran, berujung pada upaya saling mendominasi. Salah satu nya adalah Perang dunia I dan II. Itu merupakan effek dari pertarungan nilai yang dianut oleh manusia. Pada titik ini, kita tak bisa memponis siapa yang salah dan siapa yang benar. Mana yang harus dianut dan mana yang harus dihindari. Tergantung sejauh mana kontektual Ide (nilai) terhadap realita di lokalitas masing-masing.
diIndonesia, sebagian besar nilai yang dianut oleh rakyat terkesan tidak konteks dengan kondisi realitasnya. Paham marxis, nilai yang hendak dicapai adalah masyarakat tanpa klas. Karena bagi mereka (kaum marxis) system klaster dalam tatanan social merupakan satu bentuk penindasan dan subordinasi atas kehendak bebas manusia. Lantas yang jadi peertanyaan? Bagaimana bentuk pengklasifikasian kelas dalam pengertian marxisme? Hubungan kerja antara Pekerja (proletariat) dan Pemilik Usaha (borjuis) dalam suatu pabrik. Bagiku syah-syah saja, itu konteks dengan realitas eropa di abad 17 yaitu revolusi indurstri. Namun di Indonesia bukan Negara industry, yang ada hanyalah masyarakat petani dan nelayan. Dan sebagian besar memiliki tanah garapan (kebun) serta kapal pribadi untuk mencari ikan. Itu artinya kurang tepat jika komunisme hendak dipaksakan di Indonesia. Begitupun kapitalisme yang dibawah oleh kaum penjajah. Dalam etika protestan karya max weber, disana dikatakan bahwa yang kaya memiliki peluang lebih besar untuk mendapat kehidupan sejahtera di dunia dan diakhirat. Yang akhirnya missi keagamaan berapih ke missi pengumpulan harta dengan motif penjajahan serta politik adu domba (devide at impera). Salah satu kapitalisme adalah akumulasi modal sebesar-besarnya. Artinya dengan pengeluaran sedikit dan mendapat pemasukan yang sebesar-besarnya. Sehingga apapun dihalalkan untuk memperoleh keuntungan besar. Motif inipun tak sejalan dengan prinsip masyakat Indonesia yang kaya akan nilai kekeluargaan, gotong royong, kebersamaan. Itu adalah salah satu bentuk pemaksaan sebuah nilai (benar secara pemahaman) belum tentu konteks pada dengan realita. Apa yang terjadi dengan pemaksaan Nilai yang tidak konteksual di indonesia? Ada pembantaian missal 1965 G 30 Sep, Perang Seroja, peristiwa malaria, dll. benturan nilai yang terjadi melahirkan ketidak-nyamanan, mengancam perdamaian, merusak kesepakatan, dan lain sebagainya. Peritiwa-peristiwa tersebut bertum,pu pada cara pandang yang dianut oleh manusia-manusia. Ada yang bertindak atas nama tuhan, ada pula yang berbuat untuk uang, dan ada yang berbicara atas nama ideology. Semua itupun memakan banyak korban. Sementara yang Awam Berharap perdamaian abadi dan keadilan social, namun selalu tak mampu diwujudkan.
II. Ketika tidak ada satupun Ideologi (Nilai) yang relevan?
Keterbatasan pemahaman kita terhadap alam, tidak serta merta menjadikan alam itu kerdil. (ary Toteles)
Dunia jika dipandang dari kaca mata cinta, maka yang tampak adalah sebuah kesatuan utuh dan tidak terpisahkan. Kita mampu membaca keberadaan wujud dan hakikat untaian ayat-ayat suci dalam gerak alam semesta.
Dengan cinta, kita berusaha lebih banyak menjadi mahluk pemikir untuk memahami sekian misterius yang belum terpecahkan secara filosofis. Terkadang kita lupa dengan keberadaan mahluk lain disekitar kita. Ke-aku-an sebagai manusia terlalu tinggi hingga tak mampu melihat keberadaan sesame - mahluk lain dalam perspektif cinta aku sebut sebagai sesame yang menjadi bagian dari cinta.
“ kita berbeda dalam segala hal kecuali dalam cinta…(soe hok gie)”.
Kata-kata itu semestinya ditujukan untuk seorang kekasih, namun aku lebih senang jika kita gunakan kata-kata itu sebagai suatu asas atau dasar pijakan. Dalam untaian kalimat itu, Gie sedang berkata pada seluruh umat manusia bahwa kita belum mempunyai satu alternative perekat selain cinta. Karena dalam cinta, kita mampu menembus lapisan pembeda dalam masyarakat dan tidak ada sekat antara kita, tidak ada perbedaan diantara kita, sehingga yang tersisa adalah eksistensi cinta dalam masyarakat.
Cinta yang sering dipahami dalam konteks berhubungan khusus (asmara) antara “lawan jenis maupun sesame jenis” adalah pemaknaan sempit atas cakrawala cinta itu sendiri. Karena cinta dalam makna ini akan menemukan inkonsistensi makna. Disatu sisi, semua manusia sepakat bahwa kata “cinta” harus sebagai nilai pada diri manusia dan tak jarang di pahami sebagai mantra perdamaian. Sehingga memperoleh ruang lingkup yang lebih luar. disisi lain, jika kita mengamati pemahaman cinta dalam konteks “asmara”, tak jarang terjadi pendistorsian dan pendangkalan oleh subyek (pelaku asmara). Hal ini terjadi karena salah memahami makna cinta secara universal (pada pengertian pertama). Banyak mengatakan cinta itu virus mematikan, ada juga berpikir cinta itu hanya membawa bencana. Biasanya bahasa-bahsa itu muncul ketika terjadi keretakan hubungan. Disinilah inkonsistensi yang terjadi ada pemahaman cinta oleh sebagian besar manusia. Kegagalan dalam Upaya untuk memiliki sesuatu yang dicintai, akan megakibatkan rasa sakit. Sehingga muncul istilah cinta itu menyakitkan. Padahal jika kita tela’ah secara jujur, cinta itu sendiri tak pernah berwujud. Lantas bagaimana cinta itu bsia menyakitkan? Bukankah sakit itu perspektif dari diri kita sendiri? Jelas rasa sakit itu lahir dari persfektif kita terhadap kegagalan kita mengejar cinta (sesuatu yang kita suka). Sesuatu itu sendiri bukan hakikat dari cinta.
Problem pemaknaan cinta pada episode asmara saja yang hanya melahirkan kekeliruan. Selain dari problem itu, aku piker cinta lebih konteks untuk semua manusia dimanapun dan kapanpun. Tidak dibatasi pada ras, agama, dan Negara. Disini kita akan melihat bahwa cinta melampaui apa yang kita pahami. Keterbatasan kita tak akan membatasi ruang lingkup cinta. Karena itu adalah satu nilai tanpa batas dan tidak mampu dibatasi. Seperti keberadaan kita di alam semesta. Dari pijakan kaki, pulau, benua, sampai planet, dan galaksi. Kita tak mampu menjangkau semuanya dengan keberadaan materi yang terbatas. Apakah cinta masih relevan untuk dijadikan alternatif bagikegagalan ideology?? Jawabannya, cinta tidak akan sampai pada pembakuan tmenjadi ideology. Dia hanya sanggup dijadikan cara pandang (ontology). Karena cinta sudah lebih dulu diterima oleh seluruh mahluk (bukan saja manusia) sebagai nilai kehidupan. cinta sebagai cara pandang, sudah dijalani oleh mahluk hidup secara berkesinambungan. Hanya saja sebagian besar manusia sebagai mahluk berpikir belum menyadari hal ini. Contoh, seorang karl marx begitu terpuruk tanpa Jenny istri nya. Yang dibilang karl marx dengan tertindas dan tersiksa adlah bukan pada pengklasifikasian kelas, tapi ada pada kehilangan cintanya (jenny) dan Diakhir hayat banyak puisinya untuk memuja jenny. Demikian pula seekor hewan menganut cara pandang cinta. Mereka sejatinya akan berdamai dengan hewan selain mereka, jika tidak diusik. Berdamai disini kupahami sebagai sebuah bentuk aplikatif dari nilai Cinta. Sebatang pohon pun akan demikian, ketika kita merawat mereka, memberi pupuk dan member air sesuatu kebutuhan, maka dengan sendirinya pohon itu akan berbagi apa yang dia punya kepada kita seperti buahnya. Selain itu juga sebatang pohon pun sanggup berbagi cinta dengan hewan lainya, minimal member makan dan tempat untuk berteduh.
I. Alam Adalah WUJUD Cinta
Setiap aku mendengar kata alam, maka yang kupahami adalah Bumi dan langit. (Ary Toteles)
Jika alam sering diandaikan sebagai sebuah rumah, maka Langit adaah atap alam, dan bumi (tanah) sebagai alas. Aku memandang langit sebagai bapak, dan bumi adalah ibu.
Kenapa Langit Sebagai Ayah? Karakter sejati seorang ayah adalah melindungi rumah dan seisinya. Mencari nafkah untuk anak dan istri, member naungan untuk anak dan istri. Begitupun langit selalu melndungi Isi bumi dari energy matahari dengan lapiran atmosfernya sehingga bumi (ibu) mendapat keseimngaan untuk mememelihara penghuni alam (rumah). Memberi naungan bagi seluruh penghuni alam.
Kenapa bumi menjadi ibu? Karakter ibu sejati adalah member kasih sayang kepada anak, menyusui (kehidupan), member kehangatan (kehidupan), memngajarkan anak (ilmu), dan selalu member apa yang dikehendaki anak (kebahagiaan). Begitu pula yang dilakukan bumi kepada penghuni alam. Pohon tumbuh diatas bumi, samudra mengaliri bumi, manusia berpijak pada bumi, semua mahluk pun demikian. Bahkan burung yang terbang pung akan menghampiri bumi jika hendak istrirahat. Bumi tak pernah mengeluh kepada manusia, bahkan dalam keadaan marah (bencana) adalah pendidikan bagi mahluk agar menjaga dan merawat alam (rumah) mereka. Manusia, hewan, dan tumbuhan mendapat pendidikan dari bumi. Dalam al-qur’an, “
satu rumah dalam keseimbangan tugas masing-masing penghuni. Berbagi tanpa pamrih, maka itu yang dinamakan cinta. Yaaa cinta yang kupahami adalah ikhlas melayani dan memberi kepada sesuatu yang kita cinta. cinta yang utuh dari langit (ayah) dan bumi (ibu) menjalani tugas dengan keseimbangan yang sempurnah bagai kedua pasnagan memadu cinta tanpa henti. Wujud cinta dari kedua pasangan (suami dan istri) adalah kesatuan utuh misalnya rumah tangga (dalam pengertian luas bisa berbentuk Negara, suku, agama, dan lainnya). wujud cinta dari hubungan langit (ayah/laki-laki) dengan bumi (ibu/perempuan) adalah alam semesta menjadi satu kesatuan utuh. Kenapa alam? Karena alam adalah nama lain dari langit dan bumi atau cinta itu sendiri. Bagaimana buah cinta (alam)? Seperti sebuah rumah tangga, anak sebagai buah dari cinta. Lantas bagaimana dengan alam? Apa buktinya? Yah tetap saja kehidupan. Keseimbangan cinta akan melahirkan anak. Lantas buah dari keseimbangan cinta (alam) itu apa? Tak dipungkiri buah dari keseimbangan alam (cinta) adalah kehidupan yang adil dan sejahtera.
Nilai filosofis yang dihadirkan oleh alam kepada kita adalah bahwa Hubungan (disposesi) antara Langit dan bumi secara kesinambungan melahirkan kehidupan di muka bumi. Alam (cinta) itu akan utuh jika langit dan bumi terus berhubungan. Pesan kepada kita, bahwa nilai filosofis dari sebuah cinta adalah menjaga hubungan (disposesi) dengan sesuatu yang kita cintai.
Lantas apakah dengan jalan memiliki? Tidak harus memiliki. Karena secara nyata, Langit dan bumi yang kita lihat tak pernah bersentuhan. Bumi tak pernah menjadi pasak untuk langit, begitupun langit tak pernah berpijak (bersentuhan) dengan bumi. Artinya artinya keduanya tak pernah saling memiliki dalam pengertian bersama dan bersentuhan.
jika tidak memiliki, bagaimana kita menjaga hubungan itu? Langit dan bumi pun mengajarkan kita untuk menjaga hubungan dnegan tidak bersentuhan. Yang ada hanyalah sebuah kepercayaan. Disaat langit mengapung diudara, maka bumi percaya langit tak akan jatuh (runtuh) menimpa bumi. Selain itu, bumi pun percaya bahwa langit masih terus membantunya untuk menjaganya dari serangan (sinar matahari, meteor, benda-benda lainnya) dari luar luar angkasa. Dan itu terbukti selama ribuan tahun. Kita pun demikian, perl;u sebuah kepercayaan untuk menjaga hubungan (intiza) dengan sesuatu yang kita cinta/suka.
(renungan akhir, 01 desember 2011, ary toteles)
Minggu, 27 November 2011
Izinkan Facebook jadi sekolah
aku hanya seorang bidan yang membantu kalian (manusia)melahirkan gagasan dari diri kalian. (socrates)
A :kenapa begitu? karena facebook jadi ruang belajar yang baik..
B :ah tidak juga!!!
A: ya, pengamatan aku, facebook menjadikan banyak jadi pelajar yang disiplin..
B : masa sie ??
A: iyalah...sederhana, animo orang untuk tetap belajar hadir lewat rasa penasaran dengan komentar dari teman2 facebooknya.... selain itu, di facebook orang lebih bebas memilih setiap materi yang mau dipelajari. mereka (user) membuka forum/group sesuai minatnya.. hahah hebat kan. facebook mirip taman eclusia dalam cerita socrates. tempat berdiskusi...
B: mmmmm aku lebih melihat facebook sebagai teman curhat Usernya..
A: mungkin begitu..
B: hampir sebagian besar status user adalah curhat tentang pengalaman keseharian mereka. apalagi cewe..
A: iya... tapi disatu sisi dia jadi teman curhat yang baik. disisi lain, facebook juga melahirkan pujangga dadakan.
B: iya, status status usernya sudah seperti puisi.
A: kalau facebook jadi sekolah, mungkin ga ya banyak peminatnya??
Praktik Logika I
Materi I :
keingin tahuan merupakan fitrah dasar manusia. dalam proses berpikir, hanya akan melahirkan dua kemungkinan yaitu benar dan salah. untuk mencapai kebenaran kita membutuhkan keerangka berpikir yang benar. pada dasarnya manusia selalu berpikir pada dua pertanyaan utama yaitu "Apa Itu? " dan "mengapa begitu?". menjawab "apa itu? atau apa sesuatu itu?" maka jawabannya adalah definisi. kemudian untuk menjawab "mengapa begitu? atau mengapa sesuatu itu begitu? maka jawabannya adalah argumentasi....
bagaimana menyusun definisi dan argumentasi yang baik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas, ini menjadi pembahasan dalam logika..
Praktek :
Apa Itu manusia?
mengapa manusia begitu???
bersambung.....
Sabtu, 26 November 2011
SABDA ALAM
Jadikan Setiap penghuni Bumi sebagai Guru..
Ambil Hikmah dibalik gerak ragawi alam semesta
belajar tunduk pada sesama...
jangan angkuh memandang dunia...
asal kita adalah alam, akan kembali pada alam
Alam sedang mengajarkan kita...
hanya bagi yang berpikir, mampu menembus fenomena alam..
disana, dibalik sketsa indra, ada mutiara hikma... gali dan belajarlah pada mereka (alam)
disetiap hembusan angin, setiap alliran air, disetiap[ butir pasir, disetiap sehelai rumput, ada beribu hikma..
itu dia sabda alam, firman tuhan yang tidak disampaikan dan dituliskan oleh para pembawa risalah..
Ary toteles .. merapi 2011
Ambil Hikmah dibalik gerak ragawi alam semesta
belajar tunduk pada sesama...
jangan angkuh memandang dunia...
asal kita adalah alam, akan kembali pada alam
Alam sedang mengajarkan kita...
hanya bagi yang berpikir, mampu menembus fenomena alam..
disana, dibalik sketsa indra, ada mutiara hikma... gali dan belajarlah pada mereka (alam)
disetiap hembusan angin, setiap alliran air, disetiap[ butir pasir, disetiap sehelai rumput, ada beribu hikma..
itu dia sabda alam, firman tuhan yang tidak disampaikan dan dituliskan oleh para pembawa risalah..
Ary toteles .. merapi 2011
Modernitas Di indonesia dari mana asalnya??
10.23
No comments
Modernitas versi Rene Descartes : "Aku berpikir, maka aku ada".
Modernitas Versi Anak Gaul indonesia : "Aku Beli, maka Aku ada".
Modernitas sebuah cara pandang atau gaya hidup???
Ale Rasa , beta rasa
Ale Rasa, Beta Rasa....
ale saki didaging, beta rasa dihati...
sio sudara, mari manari pegang parang...
katong bicara ala kapitang....
sio satu pung dara su malele
biking katong mau cakalele
lapas sudah dong jang pele
biar basudara kasi ancor lele....
ale rasa, beta rasa
ale saki didaging, beta rasa dihati...
sio sudara, mari manari pegang parang...
katong bicara ala kapitang....
sio satu pung dara su malele
biking katong mau cakalele
lapas sudah dong jang pele
biar basudara kasi ancor lele....
ale rasa, beta rasa
Jumat, 25 November 2011
aku.... antara khayalan dan Perasaan
khayalku : Seberapa besar cintamu pada dunia dibandingkan kekuatanmu melepaskannya?
rasaku : yang sedang ku pelajari bagaimana melepaskan cinta pada dunia..
khayalku : upaya apa yang kamu sudah lakukan?
rasaku : belum ada apa-apa, aku baru mampu merasakan betapa dunia ini rapuh, dan kehidupanku hanya sementara.. maukah kamu (khalayalku) mendukung aku berpikir tentang kejelekan dunia?
khayalku: tergantung kemana indra melangkah, disitu aku merangkum. kamu (rasaku) yang menilai..
rasaku: benar juga, tapi alangkah baiknya jika kita persiapkan bekal untuk perjalanan berikutnya. maukah kalian mendukung aku?
khayalku: cinta dan tidaknya tergantung kamu (rasa) dan indra.. aku(khayal) hanya menyimpan apa yang diterima indra dari alam. indra melihat, kamu (rasa mempresepsikan, kapanpun kalian mau memanggil simpanan (pengetahuan yang terekam) aku akan memberi. jadi kita berdua sama-sama punya tugas, tinggal dalam tubuh, indra yang berhubungan dengan dunia. kita butuh kerja sama untuk memproteksi masukan-masukan indra ke dalam akal...
rasaku: asal kamu bisa kerja sama, rumah kita (tubuh) akan utuh..:-)
Bersambung....... (ary toteles, kaki gunung merapi)
Aku Berdebat Dengan Iblis
Ary Toteles...
Ini berawal dari salah satu forum disitus jejaring social , aku di undang seorang teman diforum filsafat. Forum tersebut hanya dikhususkan untuk “Filsafat Dan Logika”. Berhubung aku sangat berminta dengan wacana filsafat, maka akupun bergabung.
Disana (forum) Pikirku ternyata banyak juga peminat filsafat di Indonesia. Sebelum masuk forum tersebut, dalam benakku bahwa “filsafat “ dimata anak bangsa Indonesia hanyalah omongan sampah yang tak punya peminat. Namun setelah masuk bergabung disitu, cukup banyak manusia Indonesia yang “menekuni filsafat”.
Keberagaman aliran filsafat yang dianut anggota group jadi factor terpenting mendorong dinamika forum tersebut. Banyak tema yang yang coba diangkat dalam forum itu, namun sebagian besar membahas eksistensi tuhan. Mmmm pembahasan yang pelik…
Sempat terlintas Dalam benakku, apa agama orang orang ini? Maksudnya, ternyata masih banyak manusia yang tidak puas dengan kata “tuhan”. mereka menggugat konsep konsep ketuhanan. Apakah ini seuatu ketidak puasan terhadap “kaum teolog” atau memang manusia tidak suka dengan adanya tuhan? Mmmm, resah, tapi kusadar kalau ini forum filsafat. Sudah menjadi hal biasa berimajinasi sampai mendekonstruksikan nilai atau konsep-konsep yang sudah mapan. Inilah corak pemikiran yang sedang berkembang dizaman kita ini. Bisa dibilang zaman postmodern yang cirri khasnya adlah mempertanyakan kembali (dekonstruksi) konsep yang sudah mapan diera modern. Hematku ,Ini merupakan satu bentuk kritik terhadap wacana modernitas yang dinilai tak mampu menjawab krisis spiritual serta matinya kemanusiaan. Salah stau pelopor post moden adalah nietzhe yang terkenal dengan pernyataannya bahwa “Tuhan telah mati”.
Setelah lihat lihat tema yang ditawarkan diforum tersebut, aku tertarik dengan salah satu topic digroup itu. Kurang lebi begini pertanyaanya: “apakah tuhan itu ada”?bagaimana dengan gugatan iblis terhadap tuhan bahwa jika adam berdosa atas hasutanku? Lantas atas hasutan siapa aku menggoda adam?
Pernyataan ini sebenarnya maslah klasik didunia filsafat. Dieropa pada abad pertengahan, arus besar pemikiran manusia (filsafat) berkutat pada wacana eksistensi tuhan dan eksistensi manusia. Pergulatan antara “teosentris” VS “antroposentri” menjadi tema besar dalam sejarah eropa di zaman itu. Hingga mencapai puncak pada Renaisance.
Menurutku, disini sebenarnya titik kritik ketuhanan, karena para pelaku agama mengatas namakan tuhan untuk mengeksploitasi sesame manusia. Ketidak puasan atas pembunuhan sisi kemanusiaan yang mendorong perdebatan panjang dalam sejarah pemikiran manusia yaitu antara agama dan filsafat.
Lantas bagaimana dnegan perkembangan pemikiran didunia timur?
Tak bisa dipungkiri, arus peerkembangan filsafat dari dunia barat sangat berpengaruh terhadap peradaban timur. Pasca revolusi perancis, kemudian era renaissance dan aufklarung, banyak Negara-negara asia merdeka. Semua itu tak lepas dari arus besar pemikiran eropa.
Kembali ke tema utama yang hendak kubahas bahwa, “apakah tuhan itu ada”?bagaimana dengan gugatan iblis terhadap tuhan bahwa jika adam berdosa atas hasutanku? Lantas atas hasutan siapa aku menggoda adam? Pertanyaan ini bagi sebagian orang khususnya kaum teolog murni, dianggap pertanyaan yang sesat bahkan tak berguna, namun bentuk pertanyaan seperti ini yang perlu kita diskusikan dan kaji lebih jauh. Hemat saya, hadirnya pertanyaan seperti itu adalah satu tantangan bagi agama untuk kemudian melawan arus besar pemkiran “ manusia”. Bersandar pada kitab suci, namun sejauh mana mampu kebenaran agama monoteis tersebut. Munculnya pertanyaan seperti itu tak lepas dari situasi sosial. Contohnya di indonesia sebagai negara berasas pancasila dan berketuhanan yang maha-esa (agama) masih banyak terjadi tindakan “kriminal (teror, separatis, dll)” yang mengatas namakan agamana. Dalam kondisi seperti ini, kepercayaan masyarakat terhadap kebenaran agama sebagai sumber “kedamaian dan keselamatan” malah melahirkan teror dan ketidak nyamanan pada manusia. Disinilah sebenarnya tantangan kita sebagai manusia “beragama dan bangsa berbudaya” untuk bagaimana membumikan nilai nilai perdamaian abadi dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Hahaha sok nasionalis mode on..hahah
Sudah pasti pembaca bertanya, kenapa saya mengambil Judul “aku berdiskusi dengan Iblis”? padahal tulisanku hanyalah deskripsi perjumpaanku dengan teman-teman diforum flsafat. Lantas korelasinya dengan komunikasi interaktif dengan iblisnya diamana? Dan apa sebenarnya iblis yang ku maksud?
Sebagai seorang muslim yang percaya dengan eksistensi tuhan, saya juga ingin mengajukan pemikiran saya terkait pola pola pertanyaan dekonstruktif seperti pertanyaan diatas. disatu sisi, ku anggap satu ancaman serius bagi kalangan umat muslim. terutama bagi kalangan intelektual yang suka bergelut dalam dunia filsafat. Kenapa para intelektual? karena kecendrungan kaum intelektual muslim dalam mempelajari filsafat banyak mengacu pada corak pemikiran barat. disisi lain, upaya kaum teolog menutup diri dari serangan pernyataan filosofis seperti ini. Alih-alih paranoid dengan perdebatan kaum mu’tazila dengan para teolog diabad 7 hijriah. Dimana filsafat dinilai sebagai produk yunani dan notabenenya adalah kaum kufur. Mmmm.. kalo sudah ada kata “kuffut” pasti diindentikan dengan hasutan iblis.. mmmm.. bingung deeh..hahaha... dari kaum filusuf, hendak meniadakan tuhan,,, dari kalangan awam yakin akan keberadaan tuhan, tapi mereka lebih yakin kalo iblis lebih dekat dengan mereka... hahahahhaha dikit dikit iblis, dikit dikit iblik..hahah...lantas iblis itu apa? Segalanya diidentikan dengan iblis, padahal iblis pun tidak nyata.. apakah hanya oposisi binner antara kebaikan (tuhan) dan kejehatan (iblis)?? Hahaha
Bersambung......................
Langganan:
Postingan (Atom)