Rabu, 30 Mei 2012

BUKU BEST SELLER SEPANJANG MASA DI INDONESIA


 Oleh Ary Toteles

(Tulisan Ini hanya opini, tidak ada maksud menghina ataupun menjelekan. Hanya ingin menguji metodologi penentuan criteria Buku best seller di Indonesia).

Label Best Seller
Beberapa bulan lalu, disalah satu tokoh buku diyogyakarta mengadakan bazar buku murah. Disana juga dipamerin buku-buku best seller dari beberapa penulis nasional.  Ada novel, buku motivasi, dll. Namun aku agak keheranan dengan metode penempelan status best seller pada beberapa buku tersebut. Terbesit dalam benakku, Apakah Harus menempatkan Label Best Seller pada Cover buku tersebut? Kira-kira apa motiv dibalik penempelan “Best Seller” pada cover buku tersebut?
Pertanyaan diatas sangat naif atau terlihat bodoh oleh sebagian pembaca. Alasanku sederhana ketika mengajukan pertanyaan tersebut. Karna ada sebagian besar buku – buku yang laris sepanjang masa dan bahkan dicetak berulang-ulang, tapi kok tidak ada Tulisan Best Seller pada Cover Buku tersebut. aku juga pernah membaca dari beberapa Tulisan mencoba angkat tema Buku-buku terlaris didunia. Pertama Judul Tulisan  “100 Buku Terlaris Saat Ini” dan Buku Harry Potter and the Sorcerer’s Stone, J.K. Rowling, art by Mary GrandPré[1] Menempati Posisi pertama. Kemudian yang Kedua  Judul “Buku-buku Paling Laris di Dunia” dengan menempat kan Buku A Tale of Two Cities. Buku ini merupakan buku paling laris di dunia dengan penjualan mencapai 200 juta ekslempar. Buku karya Charles Dickens ini pertama diterbitkan tahun 1859[2]. Kedua tulisan diatas memiliki perbedaan pada waktu. Yang pertama lebih menitik beratkan pada buku-buku kontemporer, sedangkan yang kedua secara keseluruhan. Jika mengacu pada metode Judul tulisan yang kedua, maka ada pertanyaan yang muncul “Kenapa Tidak disertakan Kitab-kitab suci dalam Daftar Buku-Buku terlaris tersebut”? alasannya sederhana, sebagian besar berasumsi bhwa penjualan Kitab suci tidak mampu dideteksi angkap penjualannya. Selain itu juga, kitab-kitab suci sebagian besar dibagi secara Cuma-Cuma (bukan Beli). Apakah hal ini benar? Ternyata tidak!!, Pihak Wikipedia hanya dibatasi oleh data. Ada Tulisan ketiga dengan Judul “Buku-Buku Terlaris Sepanjang Masa” dan Alkitab menduduki Pringkat Pertama dengan Nominal Kitab yang sudah di cetak adalah 2.458.000.000 Exemplar. Sebuah survei yang lebih baru, yang melakukan penelitian antara tahun 1972 sampai dengan 1992, merujuk ke angka 6.000.000.000 ditulis lebih dari 2.000 bahasa dan dialek. Apapun angka yang pasti, Alkitab adalah telah menjadi buku terlaris sepanjang masa.. " [3]. Selain itu juga, di iran, salah satu website pelajar Indonesia mengemukakan bawha “angka penjualan al-Quran di Iran harus disebutkan fakta bahwa dalam setahun tercatat 10 juta jilid al-Quran habis terjual di Republik Islam. Perusahaan-perusahaan percetakan di Iran menyatakan bahwa untuk menjual 5.000 jilid al-Quran, hanya diperlukan waktu kurang dari lima bulan, di saat untuk buku-buku atau kitab lain dengan jumlah yang sama diperlukan waktu lebih dari satu tahun untuk menjualnya[4]. Artinya bahwa kitab-kitab suci layak untuk dijadikan buku terlaris sepanjang masa.
Lantas apa yang menjadi permasalahan dalam tulisan ini? Saya coba mengangkat Tema buku best Seller (buku terlaris di Indonesia). Menyadari keterbatsan data percetakan buku seperti dialami Wikipedia, kemudian ambiguitas penyimpulan dari beberapa tulisan diatas, maka saya mempersempit ruanglingkup pembahasan dalam konteks Indonesia. Sehingga pertanyaan yang muncul kemudian, Buku apa yang paling Laris Sepanjang Masa di Indonesia??
Ketiga pertanyaan itu, menjadi landasan tulisan ini. Pada dasarnya tulisan ini hanyalah kritik metodologi dan tidak ada unsur “SARA”. Sehingga ketika para pembaca menyimak tulisan ini, Mohon disingkirkan prasangka buruk. Penulis mohon maaf sebelum melanjutkan tulisan ini.. hihih..

Apa Itu Buku Best Seller?
Secara harfiah, “Best artinya baik” dan “Seller adalah Terjual”. Saya definisikan “Best Seller” sebagai sesuatu yang paling banyak terjual. Jadi “Buku Best Seller adalah Buku yang paling banyak terjual atau dibeli oleh pembaca”.
Berapa Standar Buku Terjual Untuk Jadi Best Seller?
Ada banyak standar dan criteria best seller. Ini tergantung pada penerbit masing-masing. Misalnya Penerbit Gramedia menentukan kriteria buku bestseller adalah berhasil cetak ulang dalam waktu tiga bulan sejak terbit pertama kali. Selain itu, Sementara itu sebuah buku dikategorikan bestseller oleh Mizan jika terjual lebih dari seribu eksemplar per bulan.
Label bestseller sementara ini baru bisa diartikan sebagai buku andalan dengan penjualan paling baik dari penerbit bersangkutan. Kalau dilabel New Yor Times Bestseller, itu artinya buku itu terlaris penjualannya menurut catatan harian di Amerika Serikat itu[5].
Lantas apa masalahnya dengan standar terebut?
Problem penempelan buku best seller sangat wajar. Namun apakah hal itu rasional? Ternyata tidak. Menurutku hal ini hanya didorong oleh factor meraup untung. Karna sebagian besar buku-buku yang dicetak mampu menembus criteria yang diajukan tersebut. Selain itu juga, buku-buku yang menyandang status best seller banyak yang kurang berkualitas. Loh kok bias begitu? Ya, buktinya buku-buku best seller masih tersimpan rapi di Rak-rak toko buku.
Dari segi metodologi, penentuan criteria ternyata kurang memadai. Misalnya penentuan buku-buku best seller, jarang aku temui Kitab suci (buku agama) dijadikan sebagai buku best seller. Jika mengacu pada criteria yang ditentukan oleh gramedia, Kitab-kitab suci menduduki peringkat pertama di Indonesia. Kenapa demikian? Sementara Wikipedia mengatakan sulit mendeteksi angka penjualan kitab suci dan sebagian besar dibagi bukan dibeli? Sebenarnya penyataan Wikipedia sudah terbantahkan oleh penilitian pelajar Indonesia di iran maupun upaya Vatikan menulusuri volume cetakan Kitab suci. Tetapi sangat tidak adik jika aku tidak mengutarakan pendapatku. Jadi begini, Pengalamanku di kampus-kampus islam, tiap tahunnya setiap mahasiswa “menerima” kitab suci Al-qur’an. Pemberian Kitab Suci oleh pihak kampus ke mahasiswa bukan Cuma-Cuma, tapi mahasiswa membeli sudah dibayar sekalian dengan “Biaya Registrasi”. Jika demikian adanya, maka tinggal dikalikan Tiap tahunnya “Berapa Jumlah mahasiswa kampus UIN diseluruh Indonesia, ditambah kampus-kampus islam Swast lainnya”. Jika angka dikalkulasi, maka akan menembus 1 Juta Pertahun Ajaran. Artinya criteria yang diajukan oleh Gramedia maupun penerbit lainnya sudah mampu ditembus oleh Penjualan Al-qur’an. Selain itu, jika mengacu pada Sekolah-Sekolah Tingkat SD,SMP,Maupun SMA, maka akan bertambah banyak penjualan pertahuannya. Begitupun Sekolah-sekolah berlatar keagamaan lainnya seperti Kristen, Protestan, Hindu, mauapun budha. Sehingga tidak ada alasan untuk tidak member Label Best Seller pada Kitab-Kitab Suci. Lalu bagaimana dengan penentuan paling laris diantara Buku Agama-agama tersebut (kitab suci)? Bagiku jawabannya sederhana, tinggal kita kalkulasikan Penduduk terbanyak di Indonesia. Diantara Agama-agama tersebut, apa agama yang paling banyak dianut oleh penduduk Indonesia, maka “Kitab Suci agama tersebutlah yang menjadi Buku terlaris Sepanjang Masa.

Pada tahun 2010, kira-kira 85,1% dari 240.271.522 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 9,2% Protestan, 3,5% Katolik, 1,8% Hindu, dan 0,4% Buddha[6]. Dari presentasi diatas, saya memberi  urutan Buku terlaris sepanjang masa di Indonesia berdasarkan angka statistic tersebut. Urutan buku terlaris Sepenjang Masa Di Indonesia Sebagai Berikut :
1. AL-Qur’an (Kitab Suci Umat Islam)
2. Injil (Kitab Suci Umat Katolik dan Protestan)
3. Veda (Kitab Suci Umat Hindu)
4. Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka, Abhidhamma Pitaka (Kitab Suci Umat Budha)





[1] http://terselubung.blogspot.com/2010/07/100-buku-terlaris-di-dunia-saat-ini.html,.
[2] http://uniqpost.com/33690/10-buku-terlaris-di-dunia/
[3] http://www.goodreads.com/topic/show/705930-buku-terlaris-sepanjang-masa
[4]http://indonesian.irib.ir/al-quran/-/asset_publisher/b9BB/content/al-quran-kitab-terlaris-di-dunia-dan-di-iran
[5] http://blog.tempointeraktif.com/buku/hare-gene-masih-beli-buku-bestseller/

4 komentar: